Blog

Di dalam blog ini tersedia pengumuman dan informasi terbaru.

Indonesische Tänze (aus dem Gemeindeblatt der St. Paulsgemeinde 1990) Indonesische Tänze (aus dem Gemeindeblatt der St. Paulsgemeinde 1990) © Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main

20 Tahun JKI – Perjalanan Iman dan Kebersamaan di Kota Frankfurt

- Deutsche Sprache -


Kami adalah jembatan sekaligus rumah – dikuatkan oleh harapan, dijalani dalam keberagaman, dipersatukan oleh iman.

– Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI), dalam rangka 20 tahun kebersamaan

Pada tanggal 1 April 2025, Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) merayakan ulang tahunnya yang ke-20 sebagai jemaat mandiri dalam Gereja Protestan di Hessen dan Nassau (EKHN). Pada saat yang sama, JKI juga merayakan 37 tahun kebersamaan dan saling percaya dengan Jemaat St. Paul, di dalam ruang kebersamaan di sekitar Römer. Kedua tonggak sejarah ini menjadi momen penuh syukur dan semangat baru. Sejarah JKI dipenuhi dengan kesaksian iman, dialog antar budaya, serta semangat dan komitmen banyak orang yang telah menemukan rumah rohani antara Indonesia dan Jerman. Dari komunitas kecil, JKI telah berkembang menjadi sebuah jemaat yang diakui secara hukum publik dalam struktur EKHN – sebuah perjalanan yang penuh ketekunan, keyakinan, dan kerja sama lintas budaya.

Awal Mula – PERKI Frankfurt

Sejak tahun 1930-an, telah ada komunitas Kristen Indonesia pertama di Eropa dengan nama PERKI Europa. Di Frankfurt, pada bulan Oktober 1973, berkat inisiatif Ibu Pendeta Marlies Flesch-Thebesius dari Frankfurt dan Ibu Pendeta Irmgard Barth dari Mainz, diadakanlah kebaktian pertama dalam bahasa Indonesia secara rutin. Dari sinilah lahir komunitas PERKI Ökumene Frankfurt – sebuah persekutuan umat Indonesia Protestan dan Katolik yang, dengan penuh semangat dan keterlibatan, mengadakan kebaktiannya secara berpindah-pindah di berbagai tempat.

Pendeta Laurens dan Ny. Paat

Ketika Pendeta Laurens Paat tiba di Frankfurt am Main, jemaat Indonesia telah berdiri selama sepuluh tahun. Pada ulang tahun ke-14 PERKI Frankfurt (tahun 1983), Jemaat St. Paul menyampaikan bahwa mereka dapat menggunakan rumah jemaat dan gereja tua Nikolaikirche secara tetap. Di lingkungan Jemaat St. Paul-lah, jemaat Indonesia ini awalnya tumbuh dan berkembang.

Mulai tahun 1986, Jemaat St. Paul Frankfurt, bekerja sama dengan Departemen Oikumene EKHN, memungkinkan penggunaan rutin rumah jemaat setiap minggunya. Ini menjadi langkah penting dalam membangun kehidupan jemaat yang aktif secara rohani dan sosial – termasuk kelompok musik dan tari, pelajaran agama berbahasa Indonesia, pendampingan keluarga, dan pelayanan kasih. Perjalanan ini sangat didukung oleh Ibu Pendeta Andrea Braunberger-Myers dan suaminya, Pendeta Jeffrey Myers (kini sudah pensiun), yang selama bertahun-tahun melayani di Jemaat St. Paul. Dengan semangat keterbukaan, dukungan lintas budaya, dan kedekatan pribadi dengan komunitas Indonesia, mereka memberikan kontribusi besar bagi perkembangan bersama kedua jemaat tersebut.

Penguatan Rohani dan Pengakuan Lembaga

Dengan dimulainya pelayanan Pendeta Laurens Paat pada tahun 1984, dimulailah babak baru dalam konsolidasi jemaat. Hubungan kemitraan dengan Gereja Protestan Minahasa (GMIM) diperkuat dan secara resmi diperbarui dengan perjanjian bersama EKHN pada tahun 1985. Sebagai jembatan antara dua gereja, Pendeta Paat tidak hanya memperkuat pelayanan ibadah, tetapi juga mendorong struktur jemaat berbasis relawan.

Sertifikat dan Segel JKI

Salah satu tonggak sejarah penting adalah perjanjian pada 5 Desember 2004 dengan EKHN. Pendeta Laurens Paat turut berperan dalam proses pendirian ini, sementara Ibu Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut kemudian dipilih oleh Majelis Jemaat pertama sebagai pendeta pertama JKI. Bersama dengan majelis, ia membangun struktur organisasi jemaat dan menyusun pedoman-pedoman teologis serta tata tertib pelayanan yang sampai hari ini masih menjadi landasan utama. Dari pihak EKHN, Bapak Pendeta Dietmar Will (alm.), Pendeta Dr. Jörg Bickelhaupt dan Pendeta Dr. h. c. Detlev Knoche terlibat aktif dan penuh semangat dalam mendukung pendirian dan pengakuan resmi jemaat. Akhirnya, pada 23 Maret 2005, JKI resmi berdiri sebagai Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) – sebuah badan hukum gerejawi dalam EKHN yang memiliki hak suara dan pengambilan keputusan sendiri di tingkat sinodal.


Ulang tahun ke-10 sebagai jemaat resmi dalam EKHN

Kesaksian Ekumenis dan Keterlibatan Sosial

Sejak awal berdirinya, JKI aktif mendorong dialog lintas budaya dan kerja sama antar gereja. Sebagai anggota dari ACK Frankfurt dan Konven Internasional Jemaat-Jemaat Kristen Rhein-Main, JKI secara rutin berpartisipasi dalam kebaktian ekumenis dan internasional – termasuk kebaktian besar Hari Pentakosta di Römerberg yang melibatkan lebih dari 30 jemaat dari berbagai bangsa setiap tahunnya.

JKI juga turut serta dalam isu-isu sosial dan politik: mulai dari topik migrasi, perlindungan iklim, hingga pembaruan dalam kehidupan bergereja. Dalam beberapa tahun terakhir, JKI memberi kontribusi aktif dalam diskusi tentang anti-rasisme, keadilan sosial, dan pengembangan gereja yang inklusif di abad ke-21.

Secara internasional, JKI juga terlibat dalam forum ekumenis, seperti keikutsertaannya dalam Sidang Raya Dewan Gereja Dunia (WCC) tahun 2022 di Karlsruhe yang dihadiri oleh lebih dari 400 gereja dari seluruh dunia.

Rumah Baru – Bersama Jemaat St. Paul

HDL

Pada tahun 2020, JKI bersama Jemaat St. Paul meresmikan sebuah proyek besar: pusat kegiatan bersama di Frankfurt yang menjadi ruang perjumpaan bagi kedua jemaat – sebagai simbol kehidupan bersama dalam keberagaman dan semangat persaudaraan. Di tempat ini berlangsung kelompok doa, pertemuan pemuda dan lansia, acara budaya, serta kegiatan musik gereja. Kelompok tari Indonesia Pesona Indonesia & Friends juga secara rutin berlatih di rumah jemaat Hinter dem Lämmchen.
Kedekatan ruang fisik ini telah berkembang menjadi tanda nyata dari persaudaraan Injili dalam EKHN. Kegiatan bersama dan perjumpaan spontan di halaman atau di dalam gedung memperkuat saling pengertian antar budaya dan hubungan antara kedua jemaat. Kebersamaan ini tidak hanya berjalan secara organisasi, tetapi juga tumbuh secara spiritual – dalam saling menghargai, berbagi ruang, sumber daya dan gagasan. Penggunaan bersama rumah jemaat telah mendorong lahirnya semangat baru untuk pelayanan gereja yang inklusif, terbuka terhadap dialog, dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Gedung jemaat bersama ini kini menjadi simbol keterbukaan, keramahtamahan, dan kesaksian hidup dari keberagaman di jantung kota Frankfurt.

Kehidupan Saat Ini – Beragam, Muda, Terhubung

JKI Hari Ini

Hari ini, JKI menjadi rumah rohani bagi orang Indonesia dari seluruh wilayah Rhein-Main – dengan anggota dari Frankfurt, Gießen, Fulda, Lampertheim, Mainz, Wiesbaden, dan kota-kota lain di sekitarnya. Terletak di pusat kota Frankfurt, JKI adalah tempat bagi siapa saja yang mencari komunitas iman, kebersamaan, dan rasa memiliki. Sebelum JKI diakui secara resmi, kebaktian mingguan berlangsung selama bertahun-tahun di gedung Römer 9 – yang sekarang menjadi Akademi Protestan Frankfurt. Saat ini, kebaktian JKI dilaksanakan setiap Minggu pukul 15.00 di Gereja Tua Nikolaikirche, Römerberg.

Ciri khas jemaat kami:

  • ibadah rutin dalam bahasa Indonesia dan Jerman,
  • pendampingan pastoral lintas budaya dan kegiatan lintas generasi,
  • kemitraan ekumenis dan antaragama di tingkat lokal maupun global,
  • beragam kegiatan budaya dan kesenian.

  • Anggota jemaat terlibat secara sukarela, banyak dari mereka hidup dalam keluarga bikultural. Kaum muda dan pelajar juga menemukan tempat yang aman dan penuh makna dalam iman – yang memperkuat identitas mereka dan memberi ruang untuk berpartisipasi.

    Pemahaman Kami tentang Gereja

    HDL

    Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) memahami dirinya sebagai rumah rohani bagi orang-orang dari berbagai latar belakang, budaya, dan pengalaman iman. Kami adalah bagian dari gereja global Yesus Kristus, dan pada saat yang sama menjadi jembatan antara Indonesia dan Jerman. Sebagai komunitas yang berakar di Frankfurt dan terhubung secara internasional, kami berkomitmen untuk membangun pengertian lintas budaya, keadilan sosial, dan spiritualitas yang hidup.

    Di tengah tantangan zaman, kami percaya bahwa iman dapat melampaui batas-batas dan menciptakan ruang baru untuk perjumpaan. Kami terlibat aktif dalam kerja sama antar gereja dan antaragama, mencari dialog dengan komunitas iman lainnya, dan memperjuangkan kehidupan bersama yang dibangun atas dasar saling menghormati, harapan, dan damai.

    JKI Hari Ini

    Gereja hidup di tempat orang-orang saling berbagi, merayakan, berdoa, dan memikul tanggung jawab satu sama lain – didorong oleh Kabar Baik Yesus Kristus. Di tengah dunia yang terus berubah, kami percaya: iman menyatukan, harapan menguatkan, dan kasih mendorong untuk bertindak demi sesama.

    Garis Waktu: 20 Tahun JKI – 37 Tahun Kebersamaan di Römer

    Tahun Tonggak Sejarah
    1930-an Komunitas PERKI pertama berdiri di Eropa
    1973 Ibadah berbahasa Indonesia pertama di Frankfurt
    1986 Penggunaan rutin rumah jemaat St. Paul dimulai
    1988 Awal kebersamaan dengan Jemaat St. Paul
    2004 Penandatanganan perjanjian pembentukan jemaat mandiri bersama EKHN
    2005 Pendirian resmi JKI sebagai badan hukum gerejawi (KdöR)
    2020 Peresmian rumah jemaat bersama dengan Jemaat St. Paul
    2025 20 tahun JKI – 37 tahun kebersamaan di Römer

    Dari Keramahtamahan Menuju Tanggung Jawab Bersama

    PA

    Apa yang dulu dimulai sebagai bentuk keramahtamahan, tumbuh selama bertahun-tahun menjadi sebuah komunitas yang utuh. Ketika Pendeta Laurens Paat memulai pelayanannya di Frankfurt pada tahun 1984, diletakkanlah dasar untuk kemitraan gerejawi yang kuat. Pada tahun 2004, EKHN dan komunitas Indonesia menandatangani perjanjian yang mengarah pada pendirian resmi Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) – sebagai badan hukum gereja dengan hak suara sendiri dalam struktur sinode gereja.

    Hari ini, JKI adalah bagian aktif dari kehidupan gerejawi di Frankfurt: sebagai anggota Konven Internasional Jemaat-Jemaat Kristen Rhein-Main, sebagai penyelenggara bersama kebaktian besar Pentakosta di Römerberg, serta sebagai mitra dalam berbagai isu sosial dan diakonal – mulai dari kritik terhadap rasisme, keadilan iklim hingga pendidikan lintas budaya.

    37 Tahun Hidup Berdampingan – Sebuah Tanda yang Kuat

    Hubungan puluhan tahun dengan Jemaat St. Paul merupakan tanda nyata bahwa gereja dapat tumbuh dalam keberagaman. Dari penggunaan bersama ruang gereja, tercipta kehidupan bersama dalam keseharian: dalam kebaktian, proyek bersama, dan perjumpaan antarjemaat. Sejak 2020, kedua jemaat membentuk sebuah pusat jemaat bersama – sebuah ruang kebersamaan yang nyata, tempat perspektif Indonesia, Jerman, dan internasional saling melengkapi dan hidup berdampingan.

    Syukur dan Harapan ke Depan

    Dalam rangka ulang tahun ke-20 JKI dan 37 tahun kebersamaan dengan Jemaat St. Paul, kami menengok ke belakang dengan rasa syukur – dan memandang ke depan dengan penuh harapan. Di masa di mana keberagaman seringkali dianggap sebagai tantangan, kisah bersama kami menunjukkan: iman dapat mempersatukan, gereja dapat menjadi jembatan – dan hidup berdampingan bisa berhasil, jika kita mau saling melihat, mendengar, dan mendukung.

    Selamat Ulang Tahun – Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main!

    Semoga berkat Tuhan menyertai pelayanan kita di tahun-tahun mendatang.

    Lihat lebih banyak foto dan video di kanal sosial kami: Instagram, Facebook dan YouTube.



    Cookies make it easier for us to provide you with our services to EIKG / JKI. With the usage of our services you permit us to use cookies. Your settings will be saved for 365 days.